baca if you want. kalo gak mau baca, langsung di close aja

dari kecil, saya sudah berteman dengan kesepian.
bukan kesepian karena apa apa.
tapi kesepian kasih, BATIN dan TEMAN.
saya tidak pernah meminta dilahirkan menjadi seorang anak yang mempunya ayah seorang polisi.
saya tidak pernah meminta dilahirkan menjadi seorang wanita.
tapi saya mencoba menerima apa yang telah di berikan tuhan untuk saya.
karena saya tau, semua itu yang terbaik untuk saya.

memang benar, saya mempunyai orang tua yang lengkap, hidup saya berkecukupan, tp, apa pernah ada yang peduli dengan perasaan saya?
apa pernah ada yang melihat semua dibalik senyum, tawa, omelan pedas, terikan, jeritan, tangisan saya ?
saya rasa tidak.
disitulah saya kesepian.
benar, saya mempunyai teman yang banyak.
tp, mereka hanya ada disaat mereka membutuhkan teman curhat seperti saya. saat saya perlu ?
saya rasa merega ogah untuk membantu apalagi mendengar keluh kesah saya.

saya sendiri, belum pernah memiliki teman abadi semenjak saya hidup di dunia ini.
kebanyakan, orang lain menjadikan ayah, ibu, adik, atau kakak sebagai sahabat sejati atau teman curhat.
jujur, saya sangat amat sirik dengan mereka yang merasakan demikian. tapi, saya tidak menyalahkan tuhan dengan semua apa yang telah ia berikan kepada saya.

dan sebenarnya, saya menulis ini karena ingin menyampaikan sesuatu. teriakan hati yang mungkin hanya bisa saya sampaikan disini.

pernah merasakan rasanya menjadi seorang anak yang di tuntut mengikuti kemanapun ayahnya ditugaskan walaupun harus berpindah rumah, meninggalkan teman yang baru saja dikenal, sekolah, dan semua yang dimiliki ?
itu yang saya rasakan sejak kecil.
dari sebelum saya menduduki bangku sekolah, saya sudah berkali-kali pindah rumah.
bahkan sampai saat ini pun masih.
orangtua mungkin menganggapnya enteng. tinggal pindah rumah, sekolah lalu sekolah seperti biasa di tempat baru yang asing.
tapi bagi saya, itu sulit. sangat sulit. disaat saya menemukan teman yang baik, yang bisa mengerti keadaan saya, pekerjaan ayah saya menuntut saya untuk meninggalkan teman saya itu.
ketika saya sudah betah berada di suatu lingkungan kehidupan, pekerjaan ayah saya menuntut untuk saya meninggalkan tempat itu.
bukan hanya sekali. tapi berkali-kali.
wajah saya mengakatan "tidak apa-apa" tapi, apa ada yang melihat betapa mirisnya batin saya ketika harus meninggalkan semua yang saya dambakan dari dulu ?
rasanya, saya ingin cepat-cepat kuliah dan mempunyai rumah sendiri agar saya tidak berpindah tempat/rumah dan mengorbankan perasaan saya lagi.
rencananya, selepas lulus smp, ayah saya akan dipindah tugas lagi. itu masih mending karena saya pindah bukan sebagai "anak baru" di suatu sekolah. tp, tadi setelah saya bicarakan kepada ayah, dia mengatakan "ya, kalau pindahnya pas kamu kelas 1 sma kan gampang pindah lagi ke sma lain di tempat lain. cuma tinggal ngurus surat pindah, langsung pindah kan" dengan gampang dan enteng ayah mengatakan itu ?
oh God ! gak segampang itu, disini, di tempat tinggal saya sekarang saya sudah mendapatkan sahabat yang bisa memahami saya, bahkan dengan tidak sengaja, sudah ada someone spesial yang membuat perhatian saya luluh.
dan saya harus meninggalkan itu semua tanpa bekas sama sekali ?
NGEBATIN WOI NGEBATIN !!!

Komentar

Postingan Populer